LabVIEW Team Indonesia

cancel
Showing results for 
Search instead for 
Did you mean: 

Minta tolong thesis saya....

saya suka reply mas Cah Angon, thumbs up. Tetapi harus hati2 dengan pemilihan resistor yang konversi voltage ke current, dari pengalaman saya dan rekan2, kalau deviasi temperature lapangan tinggi, harus pilih resistor yang paling presisi, kalau tidak, pengukurannya akan berubah sesuai dengan temperatur.

saya nambahin pak Endang saja, jangan pusing2 soal sensor, dipelajari dulu dengan bantuan Google:

1. Pengukuran RPM sebagai feedback kecepatan menggunakan Rotary Encoder melalui Counter Input (PFI) DAQ 6009.

--> RPM itu biasa diukur dengan encoder atau tacho, cari saja yg output dari sensor encoder/tacho yang sesuai dengan DAQ kita, bisa voltage out atau digital out (frequency)

2. Kerataan permukaan bisa menggunakan sensor LVDT DC-OUT 0-5Vdc melalui Analog Input AI0 DAQ 6009.

--> LVDT ini biasa nya digunakan untuk mengukur jarak, tapi hati2 dalam memilih LVDT, karena kalau AC, nanti susah DAQnya. Ada pilihan lain selain LVDT, bisa proximity sensor, ultrasonic sensor, atau infra red sensor. Kesemuanya mengukur jarak. Karena dengan mengukur jarak, kita bisa tahu bentuk dari permukaan yang anda ingin ukur, sehingga bisa dikira2 kekasarannya.

Torque (Nm) itu biasanya di ukur dengan menggunakan load cell sepengetahuan saya.

Kalau kurang informasi bisa tanya kita lagi, tapi kalau bisa, belajar dulu sama om google dari informasi yang kami berikan.

Certified LabVIEW Developer (CLD)
Certified TestStand Developer (CTD)
Using LabVIEW 8.5.1 (2008) to LabVIEW 2021
Message 11 of 18
(2,577 Views)

Mas Taufiq, jika memungkinkan anda bisa konsultasi ke lab kami di PNJ. Mudah2an kami bisa bantu.

Message 12 of 18
(2,577 Views)

Kalo memakai daq 6008 bisa ngga pak? pilih yang murah...hehe

kira-kira sensor2 yang disebutkan harganya berapa ya? encoder, lvdt dan load cell

o ya persoalan satu lagi, kalo menggunakan loadcell diletakkan dimana? secara semua mekanik berputar

terimakasih sebelumnya

0 Kudos
Message 13 of 18
(2,577 Views)

Selamat Pagi,

Bisa aja mas Taufik  tapi ya jelas ada beda, istilahnya itu ya "ono rego ono rupo" kalau beda harga ya mesti beda spesifikasi dan yang lebih mahal pasti lebih bagus gitu kali ya. Tapi pada prinsipnya sama dan bisa dipakai, tapi sama aja kedua-duanya bila diaplikasikan untuk thesis mas taufik selain untuk

sinyal encoder, masih diperlukan perangkat pengkondisi sinyal untuk LVDT atau Loadcell, LVDT dan loadcell masih perlu tegangan eksitasi.

Untuk pemasangan loadcell, sepertinya kalau loadcell axial, yang kompress atau tension sangat susah untuk pemasangannya alias kurang tepat untuk diterapkan sebagai sensor gaya dalam aplikasi ini, karena gaya yang diukur adalah rotasi, jadi saya kira yang tepat mas taufik memakai rotary torque cell,

dipasang pada poros yang akan diukur gayanya. Untuk lebih jelas bisa dilihat gambar dibawah.

rotary torqure cell.png

Sedangkan mengenai  koefisien gesek, seingat saya kalau tidak salah saat pelajaran fisika sma, koefisien gesek itu hasil perbandingan antara gaya yang bekerja dengan gaya gesek atau gaya yang melawan, untuk mengetahui gaya yang diberikan ke specimen mungkin bisa diketahui dengan rotary torque cell, sedangkan untuk mengetahui gaya yang melawan sepertinya harus pakai strain gage dengan memasangkan pada specimen / gear yang mau diuji. Strain gage ini sensor yang digunakan untuk mengetahui strain/stress suatu material, sesuai prinsip hukum hook, kalau sebuah material diberikan gaya, maka akan terjadi regangan, dan untuk mengetahui berapa micron peregangan material tersebut digunakanlah strain gage, setelah diketahui strain, maka stress pun bisa diketahui. Bila terjadi peregangan pada sebuah material yang ditempelin strain gage, maka resistansi (nilai Ohm) strain gage akan berubah, agar perubahan resistansi ini bisa dibaca oleh DAQ6008/Daq6009, maka diperlukan pengubah resistansi ke voltage, bisa digunakan prinsip jembatan wheatstone.

Strain gage.jpgweatstone.bmp

Starin gage pun bisa diaplikasikan untuk mengukur rotary force, ataupun force, sehingga sangat dimungkinkan untuk membuat loadcell atau rotary loadcell, atau torque cell. Dengan memasangkan strain gage pada poros, dan perlu juga ditambahkan slip ring untuk menautkan kabel strain gage agar tak ikut mutar, kita juga akan bisa mengetahui berapa stress yang bekerja pada poros tersebut. Harga strain gage jauh lebih murah, bila dibandingkan dengan loadcell, atau torquecell. Satu strain gage hanya sekitar Rp 30.000, dan sekalian juga kita bisa buat transducer/loadcell sendiri. Sedangkan harga loadcell, jelas lebih mahal dari harga NIdaq6008.

Semoga bisa membantu

Wassalam

Message 14 of 18
(2,577 Views)

Wah mantab neh penjelasan cah_angon...

oya untuk ngukur rpm kalo pake rotary encoder susah untuk pemasangannya pak, ada alat yang mudah yang tidak menganggu mekanik alat, misalnya pake laser?

maaf bener-bener awam neh...

sebelumnya terimakasih banyak atas bantuannya pak...

0 Kudos
Message 15 of 18
(2,577 Views)

beri saja rotornya sedikit penghalang cahaya agar saat berputar cahaya dari laser kadang terhalang dan tidak. istilahnya adalah optical chopper http://en.wikipedia.org/wiki/Optical_chopper , kalau hanya untuk mengukur putaran, lobangnya (atau sebaliknya, yaitu  penghalang) cukup satu saja.

pengukur kekasaran dengan stylus laser mungkin agak susah direalisasikan karena perbedaan "lembah" dan "bukit" di permukaan yang akan diukur cukup kecil. menurut saya yang lebih realistis dan terjangkau harganya adalah melakukan pengukuran kekasaran secara berkala dengan menghentikan terlebih dahulu putaran rotor. http://www.graigarmeter.com/sdp/1306637/4/pd-5697311/7679418-2218219/Laser_Roughness_Tester_TRL400.h... , saya belum tahu persis seberapa cepat alat ini bisa mengukur kekasaran permukaan benda.

0 Kudos
Message 16 of 18
(2,577 Views)

Hehehehehe...siipplah Cah Angon.

Mas Taufiq, teknologi laser ? Sangat menarik dan sangat disarankan. Jika saya perhatikan, untuk sistem saudara memang lebih tepat menggunakan teknologi laser karena Non-Contact (kasian juga LVDT untuk putaran tinggi, bisa membara ujungnya hehehehe...berubah deh performanya). Saya sdh pernah memakai Laser Displacement Sensor produk Keyence yang ada optional output analognya 0-5Vdc untuk memonitor lendutan jembatan saat diberikan beban. Resolusinya 2 mikron untuk full-scale 20 mm. Saya olah datanya menjadi informasi on-line melalui jaringan Wireless LAN menggunakan LabVIEW dan SCXI-1001+SCXI-1600+SCXI-1102C, sehingga semua juri dan peserta bisa memonitornya selama proses pengujian (Kontes Jembatan Indonesia di PNJ). Sangat cocok sensor ini jika digunakan untuk memonitor kerataan permukaan, alignment, dan vibrasi pada mesin2 yg sedang beroperasi alias tidak boleh diganggu. Untuk resolusi di bawah 5 mikron harganya waktu itu kami beli Rp 19.800.000,-/unit. Mudah2an bisa menjadi pertimbangan untuk hasil terbaik.

Betul lagi kata Cah Angon, harga vs performa memang punya korelasi kuat...hehehehe...

0 Kudos
Message 17 of 18
(2,577 Views)

maaf pak boleh minta CP WA nya gak pengen belajar labview.  Mau tanya tanya heee masih dalam tahapan belajar.  Lebih bagus kalo ada website atau chanel yang memberikan tutor membuat suatu project dengan arduino dan labview.  Ya skala buat anak mahasiswa.  Makasih sebelumnya 

0 Kudos
Message 18 of 18
(2,450 Views)